SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Sabtu, 14 Desember 2013

Tujuh Hari Terakhir bersamanya (part2)


Tujuh hari dengannya
Sebut saja namanya roby, roby adalah seorang lelaki yang sendiri
dan hanya sendiri. Tak pernah ada seorang wanita atau gadis yang
mengisi hatinya kini. Tapi ia tak pernah menyesal, ia selalu bersyukur
kepada yang Esa. Hari demi hari dilaluinya dengan sepi dan sunyi,
hanya sebuah buku yang selalu menemaninya, di buku itu ia
mengatakan seluruh isi hatinya, mungkin baginya buku itu adalah
satu-satunya yang paling mengerti apa yang ia katakan dan apa yang
ingin ia utarakan.
Saat itu terlihat daun berguguran jatuh ke bumi terbang bagaikan
bersayap, terduduk di ujung pandangan sosok roby yang sedang
menyendiri di tengah keramaian teman-teman kampusnya. Namun
tetap ia hanya ditemani sebuah buku dan pulpen hitam yang ada di
tangannya. Tangannya yang selalu menari-nari di atas kertas putih,
menuliskan semua kata-kata yang ada di hatinya. Namun tiba-tiba
tulisan itu terhenti saat seorang gadis menghampirinya, terlihat senyum
di wajah roby ketika gadis itu berkata “hai…boleh aku duduk disini?”.
Tanpa ragu roby menjawabnya dengan senyum di wajahnya yang
perlahan bahagia. Gadis itu lalu duduk di samping roby, “kamu lagi apa
sih kok sendirian aja?”. Roby menjawabnya dengan bibir yang sedikit
bergetar, “hmm…ga kok…cu…cu..ma…nulis aja”. Gadis itu lalu
tersenyum, dan menatap mata roby dengan begitu tajamnya. Roby
tertunduk malu, tak sanggup melihat tatapan gadis itu. Gadis itu lalu
memegang tangan roby sambil berkata “nama ku anggun…nama kamu
siapa?”…senyuman gadis itu membuat roby tak mampu tuk berkata,
hanya diam membisu dan terus tertunduk.
Gadis itu lalu pergi dan meninggalkan secarik kertas yang bertuliskan
angka-angka nomor handphonenya. Roby melihat kertas itu seakan
tak percaya, ia berulang kali menampar pelan dirinya, ia merasa
sedang bermimpi…karena ga mungkin ada di dunia ini seorang
gadis bodoh yang mau dekat atau bahkan pacaran dengan orang
yang telah di vonis akan meninggalkan dunia ini beberapa bulan lagi.
Yah itulah sebabnya mengapa roby selalu sendiri saat ini, dulunya ia
adalah orang yang paling dikagumi dan yang menjadi rebutan para wanita, tapi ketika ia menginjak usia 21…ia sering mengalami sakit pada
kepalanya, setelah dipereriksa ternyata ia mengalami kanker otak yang
sudah ganas. Tapi semangatnya tak pernah padam, ia selalu berusaha
bahagia walaupun hanya sendiri, ia selalu membuat orang tuanya bangga
dengan berprestasi dalam kuliah di sisa-sisa usianya
Saat bintang mulai menampakkan cahayanya di angakasa yang begitu
indahnya, roby termenung di kamarnya sambil menatap secarik kertas
dari gadis yang bernama anggun. Senyum yang begitu indah terlihat di
wajahnya, “apa aku boleh memiliki seorang yang aku cintai?”, kata roby
dalam hati yang kemudian mengambil bukunya dan menuliskan kata-kata
di lembaran buku itu. Ketika roby sedang asiknya mengungkapkan isi
hatinya, terdengar suara dering telephone genggamnya menggangu
curahan hatinya. “Hallo..”, jawab roby pada telephonenya. “Hallo roby…
ini angggun”. Mendengar nama itu, roby langsung terdiam dan seakan
bingung “Anggun??!?..”, Tanya roby bingung. “Ia anggun yang tadi di
kampus..masa kamu lupa?”. “Ga kok…aku ga lupa….”, jawab roby.
“Aku nunggu telephone kamu, kok ga ngehubungi aku sih?”, tanya anggun.
“Hmm…iya…barusan aku mau ngehubungi kamu kok…”, jawab roby.
“Wah masa sih?..kalau gitu kita sehati donk..”, kata anggun sambil
bercanda. “Eh kamu kok tahu nama aku sih?...”, tanya roby bingung.
“Siapa sih yang ga tahu nama kamu…”, jawab anggun sambil bercanda.
Mereka berbincang pada malam itu dengan akrabnya, bulanpun seakan
mengerti perasaan roby, ia menerangi malam dengan indahnya seindah
perasaan roby ketika mendegar anggun meminta roby untuk
menjemputnya esok saat akan pergi ke kampus…”rob besok kamu bisa
ga jemput aku?”, tanya anggun. “Bisa…tapi aku…tapi naik apa?!”, jawab
roby berkata dengan bimbang. “Aku bukan cewek matre rob…kamu biasa
bawa motor kan,,motor merah itu”, balas anggun. “Ha?! Kok tahu?...”,
tanya roby. “Tahu donk”, jawab anggun. “Ok deh besok aku jemput kamu,
tapi jangan ngehina ya”. Mereka lalu tertawa, bahagia sungguh bahagia…
anggun adalah wanita pertama yang menghubungi roby setelah
teman-temannya mengetahui penyakit yang di derita roby. Tapi anggun
terlihat tak peduli dengan hal itu…ia berbincang dengan roby dengan
nada-nada suara yang juga bahagia, apa anggun memiliki perasaan
yang begitu dalam terhadap roby?...
***.Esok saat pagi datang, roby terlihat rapi dan bahagia bergegas sarapan…
”wah rapi banget anak mama satu ini..”, canda mama roby. “Biasa ma…
anak muda”, balas papa roby yang tersenyum sambil menatap roby.
“Ah biasa aja ma…”, jawab roby yang tergesa-gesa menghabiskan
makanannya. “Ma, pa…roby pergi dulu ya…”. “Kok buru-buru sih?”,
sindir mama roby. Roby hanya menjawab dengan senyum dan langsung
pamit kepada kedua orang tuanya dengan mengecup tangan kanan
mereka.
Hari Pertama
Ini adalah hari pertamanya dengan cewek lagi…perasaan grogi selalu
menghampirinya, apalagi ketika ia telah sampai di tujuannya, terlihat
gadis cantik telah menunggunya dengan senyum yang begitu menawan,
“aku ga telat kan gun?”, tanya roby. “Ga kok...yuk..”, jawab anggun. Roby
sangat terkejut sekaligus bahagia ketika tangan halus anggun memeluk
tubuh roby saat di atas motor. Mereka terus berbincang dengan begitu
girangnya ketika itu.
“Dah nyampe nih”, kata anggun. Roby terus menatap wajah anggun yang
begitu sempurna baginya. “Eh rob…ntar bareng lagi pulangnya ya”. Roby
tersenyum manis pertanda menerima ajakan dari anggun itu, tapi ia tak
mampu mengungkapkannya lewat kata-kata, hanya senyum yang terukir
di wajahnya dan sedikit suara hati yang hanya dimengerti oleh dirinya
sendiri.
Saat mentari semakin terik, panas yang menguras dahaga sangat terasa
saat itu. Mungkin semua orang yang ada disana sedang berteduh
menyejukkan hati, tapi tidak dengan roby, ia sedang menanti gadis
pujaannya. Roby menunggu anggun di samping motornya sambil
menuliskan beberapa kata-kata di bukunya. Langkah kaki terdengar
perlahan dan kemudian suara lembut seorang wanita menyapa dengan
hangatnya kepada roby, “hallo rob…wah kok nunggu disini?..kan panas..”,
“eh kamu gun…ga papa kok, kan biar kamu ga terlau terlalu jauh jalan”,
jawab roby. “Ah kamu rob…”, kata anggun sambil tersenyum kepada roby. “
Yuk ah…laper nih..”, lanjut anggun. Roby lalu mengantarkan anggun ke
rumahnya, roby terlihat begitu senang bahkan bisa dikatakan sangat senang…apalagi saat ia tiba di rumah anggun, anggun mengajaknya
mampir di rumahnya sambil menggenggam tangan roby. Roby pun
mampir di rumah anggun yang terlihat mewah itu, di sana roby
diperlakukan dengan sopan dan ramah oleh orang tua anggun, tak ada
yang bisa menghilangkan senyum yang terukir di wajah roby saat itu.
***
Langit gelap, tanpa cahaya bintang, hanya redup sinaran bulan. Namun
merdunya nyanyian jangkrik yang perlahan terdengar merubah sunyi
malam itu. Itu juga yang dirasakan roby, kesunyian yang biasa
dirasakannya, pecah bagaikan derai kaca yang jatuh ke alas bumi yang
dikelilingi indahnya mawar yang berwarna merah, saat ia sedang
berbincang dengan anggun melalui telephone genggamnya. Begitu
bahagianya roby, seakan tak ada yang bisa membuatnya untuk berhenti
untuk tertawa, ya sebuah tawa yang telah lama tak pernah ia berikan.
Ibu roby ternyata diam-diam mendengarkan suara tawa roby yang
terdengar begitu kerasnya, ibu roby terdiam di depan pintu kamar roby
sambil meneteskan air matanya. Rasa bahagia yang tak bisa
dibendungnya…tetesan air mata itu bukanlah suatu rasa sedih tapi
adalah suatu rasa yang sangat bahagia…yang ia rasakan
***
Hari Kedua
Esok hari adalah hari kedua roby mengenal dan dekat dengan anggun,
seperti hari sebelumnya…rona bahagia terlihat di raut wajah roby,
senyum seakan tak bisa lepas dari wajahnya. Dengan tergesa-gesa roby
mengendarai motornya yang berwarna merah menjemput gadis yang
sedang dekat dengannya itu. “Pagi gun..”, kata roby ketika sampai di
rumah anggun”. “Pagi…”, jawab anggun sambil tersenyum dan naik ke
motor roby. “Eh rob…ga papa nie aku deket ama kamu?...ntar ada yang
marah lagi…”, tanya anggun sambil canda. “Hmm…mana ada orang yang
bakal marah…mereka jijik dengan ku”, jawab roby dengan nada yang
sedikit tinggi. “Maksud kamu?”, tanya anggun bingung. “Ga…Ga…ada…”,
Jawab roby yang kemudian diam.“Rob ntar aku pulang agak lama…kita bareng ya,,,tapi kamu jangan
nunggu di tempat kemaren…di kantin aja..ya..”, kata anggun dengan
sedikit manja saat di parkiran kampus. “Ok deh tuan putri”, jawab roby.
Mereka seakan telah kenal lama, begitu dekat dan begitu akrab…
apakah mereka saling mencintai?...
***
Suasana begitu ricuh dan ramai, suara obrolan dan ocehan terdegar
begitu keras di telinga. Yah itulah suasana yang terlihat di kantin kampus
pada saat itu. Tertatap di ujung pandangan tubuh roby sedang terduduk
sambil menulis di bukunya yang terlihat membisu, namun kali ini berbeda…i
ia menulis tentang rasa bahagianya. Tapi saat roby sedang menikmati
curahan hatinya, segerombolan wanita yang dengan sengaja berbincang
dengan kerasnya berkata “Eh lihat tu roby…ga sadar apa ya…malaikat
maut dah deket, masih aja Pd deketin si anggun”, kata seorang wanita
yang telihat buruk rupa begitu juga hatinya. “Hahahaha…”, sambut
teman-teman wanita itu tertawa dengan girangnya menghina roby.
Roby terdiam, tulisannya terhenti…terlihat linangan air di matanya ketika
mendengar kata-kata hinaan wanita itu. Pulpen hitam yang menjadi
temannya terjatuh di lantai yang telah penuh dengan noda, tapi roby tak
mengambilnya dan hanya diam…terlihat anggun sedang menghampiri
roby sesuai janji yang diucapkannya…”kamu kenapa rob”, tanya anggun
sambil memberikan pulpen roby. Roby tak menjawab, ia hanya menatap
anggun…kemudian ia melangkah pergi meninggalkan anggun tanpa
sepatah kata dari bibirnya. “Rob!!!..kamu mau kemana?”, teriak anggun.
Namun roby seakan tak mendegar teriakan anggun itu, ia terus
melangkahkan kakinya…jauh dan terus menjauh…
***Hari Ketiga
Rintikan hujan yang membasahi bumi di iringi gemuruh suara alam yang
seakan sedang gundah malam itu, seoalah mengerti apa yang dirasakan
oleh roby yang hanya menulis di atas bukunya yang mulai basah tertetes
air mata yang jatuh dari pipinya. Dering suara telephone genggamnya
seakan tak berarti, saat ia melihat nama “Anggun” yang tertulis di layar
hp nya. Ia hanya melihat dan menatap suara hp yang tertidur di atas
meja yang dihiasi foto anggun, yang terlihat sangat cantik.
Roby kembali menjadi roby yang dulu, yang selalu sedih dan diam, dan
hanya diam. Sebuah buku dan pulpen hitam yang hanya membisu,
menjadi teman bagi roby. Tak lagi ada senyum di wajahnya…itulah yang
di alami roby pada hari ke tiga ketika ia dekat dengan anggun…sendiri
dan hanya sendiri…roby tak pernah mau mengangkat telephone dari
anggun dan selalu menghindar saat angggun mendekatinya di kampus itu.
Pada hari ke tiga itu tepatnya hari rabu, anggun datang ke rumah roby
dengan penuh rasa penasarannya. “Rob tu di depan ada anggun”, kata
mama roby. Roby tak menjawab…seakan membisu. “Roby…anggun
sudah jauh-jauh datang…kamu ga boleh kaya’ gini”, lanjut mama roby.
“Aku lagi mau sendiri ma”, jawab roby perlahan. “Tapi rob, kasihan kan
anggun”, sambung mama roby”. “Aku kan dah bilang mau sendiri ma!!!
suruh aja dia pulang!!!”, bentak roby. Mama roby sangat terkejut
mendengar bentak roby yang begitu keras, mama roby kemudian berjalan
ke arah anggun dengan wajah sedih sambil meminta maaf kepada
anggun atas sikap dari roby. “Ga papa tante…mungkin roby emang
sedang ga mau diganggu…saya pamit dulu tante”, kata anggun dengan
sopan kepada ibu roby.
Ibu roby melihat roby dari kejauan…ia sedih…”Ya Tuhan, cobaan apalagi
yang kau beri kepada anakku?, tidak cukupkah derita yang selama ini ia
rasakan?”, kata ibu roby perlahan sambil meneteskan air mata. Suasana
terlihat mengharukan, langit pun seakan mengerti…ia gelap, matahari
bersembunyi di balik awan yang kelam…tak sedikitpun cahaya di angkasa
yang menerangi sore itu.
***Hari Keempat
Pada esok hari…tepatnya kamis yang juga menjadi hari ke empat bagi
roby, roby masih terlihat murung dan selalu diam. Roby pergi ke kampus
tanpa sarapan dan pamit kepada kedua orang tuanya. Saat di kampus
seorang teman roby menghampirinya, “rob tadi ada cewek namanya
anggun nyari lo”. Roby hanya diam dan tak memperdulikan temannya itu,
“rob lo denger ga sih!!!”, teriak teman roby. Roby mengambil tasnya yang
tergeletak di kursi duduknya dan segera melangkahkan kakinya keluar
dari kelas. Tapi sesaat ketika roby hendak keluar dari kelasnya, tiba-tiba
“hai…” terdengar suara dari hadapan roby yang sedang berjalan sambil
tertunduk. Saat roby menatap asal suara itu, ia menatap anggun sedang
memanggilnya. “Rob kamu kenapa?”, tanya anggun bimbang. Roby tak
menjawab, selalu diam. “Kamu kenapa?!!!tiba-tiba menghindar dari aku?”,
kata anggun bingung. Namun roby tetap hanya diam dan diam. Anggun
lalu berjalan ke arah roby, tiba-tiba roby perlahan berkata “jangan pernah
mengenal aku gun…apalagi mengasihani aku”. Roby kemudian perlahan
meninggalkan anggun, tapi anggun langusung memegang tangan roby…
”rob..aku ga pernah berpikir seperti itu…aku…!!!, kamu tahu…sebenarnya
aku udah lama suka ama kamu…tapi aku…”, kata anggun sambil
meneteskan air mata. Roby lalu menempelkan telunjuknya di bibir anggun
yang membuat anggun berhenti berkata. “Gun…kamu bilang…kamu udah
lama suka ama aku, tapi aku sekarang kaya’ gini gun!!! Apa kamu masih
suka dengan aku?”, jawab roby. “Aku akan tetap sayang kamu dalam
keadan apa pun rob”, jawab anggun perlahan. Roby lalu memeluk anggun
dan mengecup keningnya, suasana terlihat begitu romantis, banyak yang
teman-teman roby yang terharu melihat kejadian ini. Mereka bersorak
menyaksikan dua pasangan yang saling menyayangi itu.
***
“Jangan langsung pulang ya rob, jalan-jalan dulu aja yuk”, kata anggun.
“Tapi ini kan udah malam”, jawab roby. “Ayo donk..please“, pinta anggun.
“Ok deh jalan-jalan, tapi jangan ke mall ya”, jawab roby. “Kenapa
emangnya?”, lanjut anggun. “Ntar aku bangkrut lagi…hehehe..”,
kata roby sambil bercanda. “ye…”, sambung anggun tertawa dengan
manisnya. Mereka lalu pergi dengan perasaan yang bahagia, tangan
anggun melingkar di tubuh roby, dan wajahnya bersandar pada punggung
orang yang disayangnya.“Nah sampai nie”…”wah indah banget!!!!”, teriak anggun., “ini adalah
tempat kalau aku lagi ngerasa sedih, tempat ini yang ngehibur aku”,
“Wah kalau sekarang kan ada angggun, anggun siap kok ngehibur roby…
hehehe”, sambung anggun sambil canda. Terlihat senyum kecil di wajah
roby, “bisa aja kamu gun”. Roby lalu menarik tangan anggun. “Sini gun,
aku tunjukin kamu sesuatu”. Anggun dan roby lalu berjalan ke arah kursi
yang di kelilingi oleh taman yang indah, “wah cantik banget…terlihat
bintang-bintang yang bertaburan di angkasa, cahaya mereka bergitu
indah sangat indah. Dihiasi dengan hembusan angin yang bertiup dengan
perlahan. “Rob…katanya kamu bisa ngelukis ya”, tanya anggun. “Kata
siapa?, ga kok”, jawab roby. “Jangan bohong deh…Lukis aku donk,
please..”, pinta anggun. “Hmm…tapi aku ga biasa ngelukis orang jelek”,
kata roby bercanda. “Sialan…awas kamu ya”, balas anggun sambil
mengejar roby. “Ok…ok maap…nyerah deh”, kata roby sambil berlari.
Anggun lalu tersenyum kecil dan berjalan ke arah roby, kemudian ia
memeluk tubuh roby…terlihat senyum di wajahnya. Anggun menatap
mata roby, dan semakin memeluk tubuh roby dengan eratnya. Anggun
terlihat menatap bibir roby, seakan ia ingin mengecupnya, perlahan angun
mendekatkan bibir mungilnya ke bibir roby. Tapi tiba-tiba roby berkata “jadi
ga nih di lukisnya?”, ketika anggun akan mengecup bibir roby. Anggun
terkejut dan bingung…tapi ia hanya tersenyum dan sedikit berkata “iya..
lukis aku”. Anggun kemudian duduk di atas rumput yang sedikit mengering
itu, roby lalu mengambil secarik kertas dan pencilnya dari dalam tas.
Tangannya mulai menari-nari di atas secarik kertas itu, menggambarkan
seorang yang disayanginya. Dinginnya malam tak sedikitpun mereka
rasakan, justru kehangatan yang selalu menemani mereka saat itu.
“Nih dah jadi”, kata roby. “Wah cepet banget”, kata anggun bingung.
Anggun lalu berjalan ke arah roby dan melihat secarik kertas itu.
“Ga salah ni?...”, tanya anggun bingung. “Salah kenapa?”, tanya roby.
“Cantik amat…”, sambung anggun. Roby gerdiam sejenak sambil
menatap mata anggun yang terlihat bersinar dengan cantiknya. Kemudian
roby membelai rambut anggun yang tergerai indah sambil berkata “justru
kamu yang salah gun…gambar ini ga ada apa-apanya dibandingkan
kecantikan yang aku saksikan saat ini ketika menatap kamu”. Anggun
termenung mendengar kata-kata itu…ia lalu memeluk tubuh roby dan
perlahan berkata…”aku sayang kamu rob”.
***Hari Kelima
Esok hari yaitu hari kelima roby dengan anggun…roby bergegas
menemui orang tuanya sambil tersenyum ia berkata..”ma…pa…roby ga
sarapan ya,,,dah telat”. “Telat apa dulu nih?...telat ke kampus atau ke
anggun?”, kata mama roby sambil bercanda. Roby tertawa kecil
mendengar canda dari ibunya itu…ia lalu segera melangkah ke motornya.
Di atas motornya, roby bernyanyi, terlihat dia sangat bahagia pagi itu…
”hallo cantik…”, sapa roby ke anggun, saat ia tiba di rumah anggun.
“Hallo juga cakep”, jawab anggun. Mereka lalu berjalan ke arah motor
sambil bergandengan tangan dan senyuman yang selalu melekat di wajah
mereka. “Eh skali-skali bolos kuliah yuk”, kata anggun. “Bolos?!!?”,
“ia bolos…mau ga?”, tanya anggun. “Duh…gimana ya…”, kata roby
bingung. “Mau ya…ntar aku traktir deh”, sambung anggun. “Nah kalau itu
aku mau…kbetulan banget belum sarapan hehehe…”, balas roby.
“Wuuu…maunya”, kata anggun sambil tertawa. Mereka lalu menuju ke
sebuah mal di kota itu, dengan wajah yang berseri mereka berjalan
melewati orang-orang yang menatapnya. “Kita nonton yuk…”, kata anggun.
Mereka lalu memutuskan untuk nonton di bioskop mal itu, “Film apa?”,
tanya roby. “Kita nonton film horor aja yuk”, jawab anggun. Ketika mereka
sedang asyik melihat film yang tertatap lebar di depan mereka, mereka
mendengar kata-kata “aku sayang kamu…kamu mau kan jadi pacar aku?”.
Anggun lalu melihat datangnya suara itu, ternyata dari lelaki yang duduk
disebelah roby yang terlihat sedang menggenggam tangan wanitanya.
Roby dan anggun lalu saling bertatapan seakan bingung, “rob inikan film
horor ya?”, tanya anggun. “Iya…tu lihat aja, judulnya aja manusia tanpa
kepala”. “tapi kok ada yang romantisan di sini”, sambung anggun. Roby
lalu tersenyum dan kemudian tertawa kecil…”kamu kalah rob ama cowok
yang disebelah kamu”, kata anggun. “ha?!!”, jawab roby bingung. Anggun
lalu tersenyum sambil menatap mata roby…dan terus menatapnya.
Kemudian perlahan tangan roby menggenggam lembut tangan anggun.
“Gun…kamu..mau..ga…”, tapi tiba-tiba seluruh pengunjung bioskop itu
berteriak termasuk anggun ketika melihat sosok menakutkan, seorang
wanita tanpa kepala….AAAA!!!!AAA…anggun lalu memeluk roby, “Ha
kamu ngomong apa tadi rob?”, tanya anggun.”Ga..aku ga ngomong
apa-apa kok”, jawab roby yang kemudian diam dan tersenyum sambil
menatap wajah anggun.“Filmnya ngeri juga”, kata anggun saat keluar dari bioskop itu. “Kemana
lagi nih…”, tanya roby…”yuk makan, katanya tadi lapar”, jawab anggun.
“Nah dari tadi kek..”canda roby. Mereka lalu berjalan dengan hati yang
bahagia, terlihat tangan mereka selalu bergandengan seakan tak bisa
terlepaskan. Mereka duduk dan bercanda sambil menyantap makanan
yang dihidangkan di rumah makan cepat saji itu. Mereka bercanda dan
terlihat semakin dekat, bagaikan dua orang yang t’lah lama memendam
rasa di dalam hatinya. Setelah dari tempat makan itu, mereka lalu
melangkahkan kaki menuju ke tempat permainan, disana mereka bermain
berdua dengan bergitu semangatnya, tawa dan canda selalu mengiringi
mereka. Senyum dan canda menjadi pandangan yang biasa pada saat itu…
sungguh indahnya, suatu yang tak bisa dibandingkan dengan keindahan
yang lainnya, dan suatu yang tak pernah bisa tuk dilupakan.
***
Angin malam berhembus pelan, menyejukkan hati dan memberi
ketenangan. Rembulan bercahaya begitu indahnya…sangat indah…
terlihat roby sedang berbincang dengan angggun di hp nya, roby terlihat
bahagia saat itu…tergambar dari senyum dan rona wajahnya di malam itu.
Setelah selesai berbica dengan anggun melalui hp nya, roby kemudian
berkata kecil “Ya Tuhan…aku bersyukur terhadap takdirku…walaupun
aku ga mungkin menjadi pendampingnya kelak, tapi aku telah merasakan
cinta…dan aku telah mencintainya”.
***Hari Keenam
Saat pagi datang menjemput hari, hari itu adalah hari ke enam kisah roby
dan anggun. Seperti biasa, roby bergegas menjemput anggun. Tapi ketika
roby tiba di rumah anggun, roby tak melihat anggun yang biasanya berdiri
menunggu roby di depan halaman rumahnya. Roby lalu mengetuk pintu
rumah anggun, terdengar langkah kaki yang perlahan mendekat…
”O…roby…anggunnya udah pergi tadi..”, kata ibu anggun. “Udah pergi?!”,
tanya roby bingung. “Iya tadi dijemput teman-temannya. “ O iya deh tante…
makasih ya…saya pamit dulu tante”, balas roby. Roby lalu pergi dengan
wajah yang sedikit sedih dan kecewa. Tidak seperti biasanya anggun tidak
menunggu roby. Senyum roby sedikit hilang dari wajahnya…hanya rasa
penasaran dan sedikit kecewa yang tersisa di wajah yang ganteng itu.
Suasana terlihat ramai ketika roby sampai di parkiran kampusnya…roby
turun dari motornya dengan wajah sedikit sedih…tapi tiba-tiba ia melihat
sebuah tangan yang lembut memeluknya dari belakang, sambil berkata
“maap ya aku ga nunggu kamu”. Roby lalu menoleh kebelakang…ia
melihat anggun sedang tersenyum padanya, tapi ada yang aneh dengan
anggun, roby menatap sebuah kalung berbentuk boneka panda yang
melingkar indah di tubuh anggun. “Kalung itu…”, kata roby perlahan.
“Kenapa rob?”, tanya anggun. “kalung ini adalah pemberiaan seseorang
dulu ketika aku di kampung, kamu pasti tahu orangnya”, sambung anggun.
“Kamu si gadis cupu?”, tanya roby bingung. “Ya rob…aku yang dulu dihina
dan selalu di jauhi oleh semua orang…termasuk kamu kan rob”, kata
anggun. Roby lalu terdiam, bayangan masa lalu kembali dalam memorinya.
Ia ingat peristiwa saat ia mengihina anggun saat masih smp. Roby yang
dulu seakan tak punya perasaan…ia tega mempermainkan hati si gadis
cupu yang kini bernama anggun itu…terlihat roby bersama teman-teman
nya mempermalukan anggun, dengan menyuruh anggun berpakaian yang
aneh…hal itu adalah syarat agar diterima oleh roby. Perlahan roby berkata
sambil menundukkan kepalanya…”maafin aku ya gun”. “Ga papa kok,
malah aku berterima kasih ama kamu rob, kalung ini udah mengubah aku…
kamu bilang ketika aku menangis dulu…”jangan jadi anak yang cengeng,
kamu harus tahu, suatu perasaan itu ga bisa dipaksakan…belajar dulu!!!
baru kamu nyatakan cinta kamu ke aku…”, kata anggun sambil
membayangkan kisah masa smp nya bersama roby. “Kamu melemparkan
kalung ini ke aku waktu kamu jalan menjauh dari aku kan?”, tanya anggun lagi. “Ya…”jawab roby. “Aku ingat kata-kata kamu saat itu…kamu bilang,
pakai kalung itu kalau kamu sudah siap untuk jadi pacar aku…”, kata
anggun sambil menatap mata roby. Roby terlihat membisu...bibirnya tak
mampu tuk mengungkapkan suatu kata…tiba-tiba hp anggun berdering
dengan kerasnya, saat anggun menjawab panggilan itu…ternyata yang
menelphone adalah teman-teman anggun. “Rob aku ke dalam dulu bentar
ya…teman-teman aku nungguin katanya ada perlu…bentar aja, ntar
tungguin aku di kantin ya.
Anggun lalu meninggalkan roby menuju teman-temannya. Saat anggun
bersama teman-temannya dalam kelas di kampus itu, terlihat teman
anggun adalah gerombolan gadis buruk yang menghina roby ketika di
kantin beberapa hari yang lalu…”gun lo kok berubah sih..”, kata gadis
buruk itu. “Ia gun lo sekarang jarang kumpul ama kita-kita, jangan-jangan
lo beneran cinta lagi ama tu penyakitan”, sambung teman anggun yang
bernama cilia. Anggun diam mendengar ocehan teman-temannya…lalu
kemudian bicara dengan pelahan “iya gua bener-bener cinta ama dia…”.
“Ha!!! ya Tuhan ga salah tu!!!!, inikan Cuma buat…taruhan lo ama cilia,
lagian dia itu penyakitan and bentar lagi mau ma..”. Belum selesai gadis
buruk rupa itu berkata, terdengar suara laki-laki memecah ocehan si buruk
rupa itu. “ternyata kamu disini gun, aku dari tadi nungguin kamu di kantin”.
Anggun sangat terkejut mendengar suara yang mirip suara roby itu…
anggun menatap arah datangnya suara…ternyata memang benar roby…
roby lalu mendekati anggun, roby sangat terkejut ketika ia di depan rungan
kelas itu, ia mendengar perkataan si gadis buruk rupa tentang taruhan
anggun dengan cilia…”apa benar kata dia gun?”, kata roby sambil berjalan
ke arah anggun. Roby melihat seorang gadis yang menghinanya di kantin
dulu, “kenapa?? kaget?!!?”, kata gadis yang buruk itu. “Ternyata aku udah
salah menilai kamu gun…”, “Rob kamu salah paham”, teriak anggun. “aku
udah terlanjur sayang ama kamu gun, tapi…kamu…”, kata roby perlahan.
“Ha sayang?!?...hahaha…lo mau anggun jadi pacar lo!!!, ga salah tu…
orang penyakitan kaya lo!!!bentar lagi mampus…apa yang bisa lo beri ke
si anggun?!!hahaha..”, kata gadis buruk rupa bersama teman lainnya
sambil tertawa. Roby seakan tak mampu tuk berkata...ia diam dan hanya
diam, terlihat air matanya tertetes jatuh dari pipinya, perlahan ia berjalan
meninggalkan anggun dan teman-temannya. “Roby..!!!dengar dulu!!!”,
Teriak angggun. Tapi roby terus berjalan, anggun mengejar roby dengan
gundahnya, roby kemudian berkata perlahan pada anggun sambilmenggenggam tangannya…”Tapi makasih gun…kamu udah mewujudkan
impian aku…memiliki seorang untuk di cintai, walaupun aku ga mungkin
memilikinya, karena tak ada yang bisa ku beri gun”, kata roby dengan air
yang berlinang di matanya. Roby kemudian berjalan lagi menjauhi seorang
gadis yang sangat ia sayangi itu, anggun.
Si gadis buruk rupa lalu bersorak gembira melihat kesedihan roby, “Gun lo
happy donk!!!hahhaha…lo kan menang taruhan”. “Ntar malam ada yang
traktir party nie,,,asyik!!!”, teriak teman-teman anggun. Senyum anggun
seakan terpaksa, terlihat air berlinang di matanya yang memerah. “Rob…
aku sayang kamu…kenapa kamu ga dengerin aku sih!!!”, kata anggun
berbicara kecil sambil meneteskan air mata di saat teman-temannya
sedang bahagia.
***
Saat malam datang…roby terlihat sangat sedih, bukunya basah oleh
tetesan air yang menetes dari matanya. Tak ada kata-kata yang keluar
dari bibirnya, tak ada tulisan yang terungkap di bukunya…ia hanya diam
dan termenung, saat lamunannya semakin jauh hp nya kemudian
berdering memecahkan keheningan…”Hallo”, “hallo rob, ni gua andy…
lo dimana? Ga ikut ama anggun?”. “Gua di rumah ndy…”, jawab roby.
“Loh gua kirain acara lo berdua…teman-teman anggun pada ngundang
anak-anak buat party, makanya gua telphone lo”. “Mereka party ya…
hahaha”, kata roby tertawa. “Loh kok lo ketawa, apanya yang lucu, kalian
pada ngerayain jadian ya?”, tanya andy. “Mereka ngerayain kemenangan
mereka ndy”, jawab roby perlahan. “Ah gua ga ngerti…mendingan gua ke
rumah lo ya, lo ceritain semuanya ke gua, jadi penasaran gua”, balas andy.
“Ok lo datang aja”, kata roby.
Setelah 30 menit berlalu, andy tiba di rumah roby. Roby lalu menceritakan
peristiwa sewaktu di kampus tadi, bahwa roby mendengar perkataan si
buruk rupa tentang taruhan anggun dan cilia. “Nah jadi party yang mereka
adakan sekarang ini, karena udah berhasil membuat gua kaya gini”, kata
roby perlahan. “Ah ga mungkin”, sambut andy bimbang. “Ga mungkin
anggun kaya’ gitu…dia sering curhat ke gua tentang lo rob”. Roby hanya
diam seakan tak peduli perkataan andy. “Rob jangan terlalu cepat ngambil
kesimpulan, coba lo ngomong dan nanyain yang sebenarnya ke anggun, gua yakin anggun ga kaya’ gitu rob”. Roby tetap hanya diam dan tak
menjawab perkataan andy. “Ok kalau lo ga mau nanya langsung ke
anggun, biar gua yang nanya ke dia”, kata andy sambil perlahan
meninggalkan rumah roby.
***
Beberapa jam setelah andy pergi dari rumah roby, terlihat roby sedang
terbaring menerbangkan lamunannya, tanpa senyuman dan hanya terdiam
membisu. Berbeda dengan andy yang sudah berada di tempat clubbing
atau dugem itu. Suasana terlihat ricuh dan ramai, suara musik yang begitu
keras seakan hendak memecahkan telinga, memaksa orang yang hadir
disana untuk menggerakkan tubuh mereka. Andy bergegas mencari anggun
dan hendak memecahkan rasa penasarannya. Ketika andy sudah menatap
anggun, ia langsung menanyakan tentang hal yang di ceritakan oleh roby
tadi. Tapi andy terkejut saat mendengar cerita anggun, ia tahu kalau roby
salah paham…andy lalu bergegas menelphone roby dan menjelaskan
kejadian yang sebenarnya. “Nah sekarang semua udah jelaskan?!...lo
harus dateng ke sini, anggun udah nunggu lo dari tadi”, kata andy. “Sorry
ndy gua ga bisa ke sana, salam aja ama anggun”, jawab roby. “Apa
katanya ndy? apa roby mau dateng?”, tanya anggun. Andy lalu
menggelengkan kepalanya, anggun pun terlihat sedih dan kecewa saat itu.
Suaasana semakin ramai, canda tawa terdengar di seluruh tempat, tapi
tidak dengan anggun yang hanya sendiri, diam dan hanya diam.
“Hai boleh aku duduk disini?”, kata seorang cowok di belakang anggun.
Anggun hanya diam tak memperdulikan kata-kata cowok itu. “kamu lagi
apa sih, kok sendirian aja?”, kata cowok itu lagi. Anggun seakan mengenal
kata-kata itu, ia menoleh ke belakang dan…”Roby!!!”, teriak angggun.
“Kamu datang juga, aku udah lama nungguin kamu disini”, kata anggun
sambil memeluk roby…roby kemudian membelai perlahan rambut anggun
yang indah, “maafin aku gun…aku udah ngeraguin kamu”, kata roby sambil
menatap anggun. Anggun lalu menempelkan telunjuknya di bibir roby, “ga
ada yang perlu di maafin kok”, kata anggun…kemudian pelahan wajahnya
menghampiri wajah roby…kecupan yang sangat romantis disaksikan
puluhan bahkan ratusan orang terjadi pada malam itu, indah sungguh
indah.
***Hari Ketujuh
Esok saat pagi datang memulai suatu hari baru…hari ini adalah hari ketujuh
hubungannya dengan anggun, hari ini lebih indah…roby dengan perasaan
bahagia yang masih melekat di hatinya, membuatnya selalu tersenyum dan
tersenyum. Bergegas menjemput anggun pujaan hatinya. Di dalam hatinya,
roby berniat mengutarakan perasaannya, ia ingin agar anggun menjadi
pacarnya. Tapi tiba-tiba ketika roby tiba di rumah anggun, ia mendengar
teriak suara ayah anggun…”Ayah ga setuju kamu dengan laki-laki itu!!!
Tinggalkan dia!!!”. Terdengar tangisan anggun yang memedihkan hati.
Roby lalu turun dari motornya dan melangkah ke halaman rumah anggun.
Anggun kemudian berjalan ke halamannya dengan wajah yang sedih dan
air mata yang terus menetes dari pipinya. “Anggun kamu kenapa?”, tanya
roby. Anggun langsung memeluk roby dengan suara yang terisak-isak…
”aku akan terus mencintai kamu rob, kamu juga kan?...”, kata anggun.
“Iya aku cinta kamu gun…melebihi cinta ku pada diriku sendiri”, jawab roby.
“Kamu mau kan jadi pacar aku”, tanya anggun lagi. Roby terkejut
mendengar kata-kata anggun, roby lalu tersenyum dan perlahan berkata
“iya aku mau jadi pacar kamu?, tapi apa kamu ntar ga akan nyesal?”,
tanya roby. “Aku ga kan pernah nyesal rob, aku udah lama memendam
rasa ini…aku tulus mencintai kamu…”, jawab anggun sambil menatap
roby. Roby lalu mengecup kening anggun, mengecupnya dengan penuh
rasa sayang. Sesaat setelah mereka hendak melangkah ke motor, tiba-tiba
terdengar suara ayah anggun dari depan pintu rumahnya…”Ou jadi kamu
yang namanya roby!!!, tinggalkan anak saya!!! Dasar ga tahu diri…hidup
Cuma bentar lagi, ga mikir apa!!! Ga bisa diharapkan dari kamu…ga ada
yang bisa kamu beri kelak untuk anak saya!!! Pergi !!!pergi kamu!!!, teriak
ayah anggun sambil berjalan ke arah anggun dan roby. “Ayah…”, kata
anggun perlahan saat ayahnya menarik tangannya…roby tak mampu tuk
berkata atau pun berbuat, ia hanya diam menyaksikan hal itu…”Rob jangan
peduliin kata-kata ayah ku!!!”, teriak anggun sambil menangis. “Mereka
benar gun…ga ada yang bisa aku beri ke kamu kelak, aku hanya akan
nyakiti kamu…lupakan aku gun”, kata roby sambil menatap anggun. Roby
kemudian melangkah meninggalkan rumah anggun, ia melangkah dengan
perlahan dan tak sekali pun menoleh ke arah anggun…ia tetap berjalan
walaupun anggun terus memanggil nama roby dengan tangisnya.
***Ketika malam datang, cahaya bintang begitu indah bertebaran ke seluruh
alam…merdunya nyanyian jangkrik menghiasi keheningan…tapi tak ada
yang dapat merubah apa yang dirasakan oleh roby, ia menatap langit
sambil berbicara dalam hati “tak ada yang bisa ku beri untuk orang yang
aku cintai, hanya cinta…”. Entah berapa banyak air yang menetes dari
matanya, hanya rerumputan yang bergoyang tertiup oleh hembusan angin,
menjadi saksi bisu kepedihan yang dirasakan oleh roby. Ketika nyanyian
sang jangkrik semakin ramai, terdengar dering suara hp roby, saat dilihat
ternyata yang menghubungi adalah anggun, roby langsung menolak
panggilan itu. Berkali-kali hp roby berdering, dan saat dilihat di hpnya
tertera nama Anggun. Roby tidak memperdulikan suara hp nya itu, tapi
kemudian terdengar dering suara yang berbeda, ya itu adalah dering
suara sms…roby membuka isi pesan tersebut dan membacanya…”Roby…
ini mamanya anggun, anggun sedang kritis di rumah sakit…ia mengalami
tabrakan di perjalanan ke rumah kamu, tante harap kamu bisa datang di
rumah sakit ini”, roby langsung terkejut…dan bergegas ke rumah sakit
tempat anggun kritis.
Ketika roby tiba di rumah sakit itu, ia langsung berlari ke tempat anggun.
Disana terlihat teman-teman anggun dan orang tuanya. Tatapan sinis
mereka berikan kepada roby, hanya mamanya anggun yang ramah
kepadanya. “Kamu datang juga rob”, sapa mama roby. “Gimana keadaan
anggun tante?”. “Kata dokter anggun mengalami kerusakan pada kedua
ginjalnya karena benturan yang sangat hebat”, jawab ibu anggun sambil
mengangis. “Jadi gimana kata dokter tante?”, tanya roby lagi.
“Kemungkinan anggun selamat kecil, karena sulit mencari donor ginjal bila
tergesa-gesa, ditambah lagi…anggun memerlukan dua ginjal, mana ada
orang yang mau memberikan kedua ginjalnya, itu sama saja membunuh
diri dia sendiri, kenapa harus anggun!!!”, teriak ibu anggun histeris.
Mendengar kata-kata ibu anggun, roby berlutut dan menangis…aku pun
tahu apa yang ia rasakan, air matanya terus mengalir jatuh dari pipinya.
Terdengar suara pintu terbuka dengan perlahan…”Siapa yang bernama
roby?”, tanya dokter kepada keluarga anggun. “Saya dok”, kata roby
perlahan. “Ikut saya”. Roby lalu masuk ke dalam ruangan icu itu…ia
melihat anggun tergeletak lemah, banyak darah yang mengalir ke dalam
tubuhnya melalui sebuah selang kecil…”gadis itu terus memanggil namakamu ketika di ruang ugd”, kata sang dokter. Roby lalu mendekati tubuh
anggun dan menggenggam tangannya…”aku sayang kamu gun, sayang
ku ini akan selalu untuk kamu selamanya”, kata roby. Roby lalu mengecup
kening anggun dengan tangis di matanya. Terlihat air menetes dari mata
anggun setelah roby mengecup keningnya, tapi ia hanya diam tak mampu
tuk berkata.
Roby kemudian keluar dari ruangan icu itu, “gimana rob?”, tanya mama
anggun. “Kata dokter anggun bisa diselamatkan tante..”, jawab roby. Roby
lalu meninggalkan keluarga dan teman-teman anggun.
***
Beberapa jam kemudian, terlihat beberapa orang suster bergegas
mengeluarkan anggun dari ruang icu…”anak saya mau dibawa ke mana
sus?, tanya mama anggun. “Ke ruang operasi bu”, jawab suster itu.
Keluarga dan teman-teman anggun mengikuti langkah para suster itu.
Kemudian mereka menunggu di depan ruang operasi itu dengan perasaan
yang cemas…hampir 5 jam berlalu, akhirnya seorang dokter keluar dari
ruangan itu…”gimana anak saya dok?”, tanya ayah anggun. “Anak bapak
sudah melewati masa kritis, selamat ya pak”, jawab dokter itu. “Terima
kasih dok”. “Berterima kasihlah pada ALLAH”. “Tapi siapa orang yang
menjadi donornya dok?”, tanya ayah anggun lagi…doker itu hanya
tersenyum…tiba-tiba beberapa orang suster keluar sambil mendorong
seseorang yang tertutup kain putih. “Tunggu sus..”, teriak ayah anggun.
Keluarga dan teman-teman anggun lalu menyaksikan ayah anggun
membuka kain putih yang menutupi tubuh yang telah kaku itu…mereka
sangat terkejut ketika melihat sesosok wajah yang t’lah mereka kenal, ya…
seorang yang selalu mereka hina…roby…roby telah terbaring kaku
dengan mata yang tertutup…demi cintanya…ia pergi meninggalkan
dunia…ia t’lah menjadi donor bagi anggun. Ayah anggun langsung
terduduk dengan tangis di matanya, tak ada yang mampu bicara saat itu,
hanya keheningan dan tangis yang mewarnai malam.
***Dear anggun…mungkin saat kamu membaca tulisan dari ku ini kamu telah
membaik…dasar kamu gun hehehe…kenapa pake acara tabrakan segala,
katanya jago balapan?,,,dokter tadi bilang ke aku kalau nyawa kamu tidak
bisa diselamatkan…karena kedua ginjal kamu telah mengalami luka yang
parah akibat benturan. Aku ga bisa kehilangan kamu gun…aku ga bisa
tanpa kamu, lebih baik aku yang pergi…mungkin setelah kamu bisa
berjalan nanti, aku ga bisa lagi menemani kamu lagi…atau menjemput
kamu pagi-pagi, kamu mandiri ya…jadi anak yang selalu tegar dan kuat
menghadapi hidup ini aku teringat kata-kata ayah dan teman-teman kamu
…tak ada yang bisa kuberikan kelak untuk kamu…mereka benar…aku
tak pantas untuk seorang gadis seperti kamu Cuma ini yang bisa
kuberikan untuk kamu, untuk seseorang yang sangat aku sayangi…
melebihi hidup ku…tolong jaga buku ku itu, eh iya…itu lukisan kamu…
kamu terlihat sangat cantik melebihi apa pun yang aku tahu
Aku sayang kamu selamanya walaupun ketika aku telah di sisiNya saat ini
“AAAA!!!!AAA!!!roby!!!!”, teriak anggun sambil menangis…anggun
menangis dan berteriak dengan histerisnya, sesal dan marah terukir dari
wajahnya. Tapi tak ada yang bisa mengembalikan roby yang telah
disisiNya. Roby telah pergi menemui sang Pencipta, menukarkan
hidupnya untuk menyaksikan tawa seorang gadis yang sangat dicintainya.
The End-

1 komentar: